Tolak Peluru – Halo sobat setia dosenpintar.com. Di artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Bola Kasti, maka pada artikel kali ini kita akan membahas tuntas mengenai Tolak Peluru : Pengertian, Sejarah, Tehnik, Gaya, Peraturan, Peralatan dan Atlet. Yuk langsung aja sobat simak artikelnya dibawah ini.
Pengertian Tolak Peluru
Daftar isi
Apa sih pengertian tolak peluru ini? Mungkin sobat semua masih asing dengan istilah ini, tolak peluru sendiri merupakan salah satu cabang olahraga (atletik) yaitu melempar, dimana sang atlet akan melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu serta juga aturan main yang sudah ditetapkan. Olahraga ini pun bisa dimainkan baik di lapangan indoor maupun di lapangan outdoor.
Sebagai catatan, meskipun olahraga tolak peluru ini terkesan sepele, yaitu cuma melakukan tolakan bola besi, tetapi tolak peluru ini justru merupakan salah satu olah raga berat yang tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, .
Bahkan para atlet dan juara dunia olahraga tolak peluru, memiliki postur tubuh yang besar serta memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan. Walaupun begitu, ada banyak juga atlet tolak peluru yang mempunyai postur tubuh biasa-biasa saja.
Sejarah Tolak Peluru
Sudah populer semenjak 2000 tahun yang lalu. Kala itu olahraga tolak peluru kerap dimainkan oleh para pria di Britania atau Inggris guna menguji kekuatan. Namun pada saat itu mereka belum menggunakan logam seperti sekarang, melainkan batu sebagai pelurunya. Dan barulah mereka menggunakan logam pada abad pertengahan.
Pada era abad pertengahan, banyak sekali terjadi peperangan di Eropa termasuk Inggris. Di abad pertengahan meriam besi dan canon balls menjadi senjata yang paling mematikan saat itu.
Canon balls yang digunakan sebagai peluru meriam pada akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya olahraga ini.
Pertandingan tolak peluru pertamakali digelar di negara Skotlandia pada tahun 1866. Namun, pertandingan yang digelar pada saat itu masih bersifat kejuaraan amatir.
Barulah pada tahun 1896 tolak peluru mulai diperlombakan di ajang skala besar sekelas Olimpiade di Athena, Yunani. Selanjutnya, cabang olahraga ini terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Tolak peluru mencapai puncak kemajuannya pada tahun 1950. Dimana seorang pria bernama Parry O’Brien memperkenalkan teknik-teknik melempar dalam olahraga tolak peluru.
Akhirnya tolak peluru masuk sebagai salah satu cabang olahraga atletik. Sehingga induk organisasi tolak peluru menjadi satu dengan olahraga atletik. Induk organisasi atau federasi dari olahraga atletik termasuk tolak peluru adalah IAAF (International Amateur Athletic Federation).
Teknik Tolak Peluru
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa olahraga tolak peluru tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Terdapat teknik dalam olahraga ini. Yang mana teknik tersebut antaralain:
Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)
Yang pertama ada teknik berputar (spin). Teknik ini mirip dengan gaya lempar cakram. Atlet menghadap ke belakang lalu tangan kanan memegang peluru dan menempelkanya ke leher, dengan posisi badan tegak dan kepala miring.
Kemudian sejajarkan kedua kaki, lalu kaki kiri dijadikan tumpuan supaya kaki kanan bisa diayunkan menuju tengah lingkaran.
Setelah itu kaki kanan menuju area tengah lingkaran dan posisi dari kaki kanan masih membelakangi area pendaratan dan sudah bersiap menjadi poros.
Sebelum kaki kanan menapak tengah lapangan , kaki kiri yang sebelumnya menjadi porosdiangkat dan diayunkan dengan gerakan yang melingkar sehingga kaki kaki kanan yang menjadi poros pada akhir putaran tubuh.
Kaki sebelah kiri ditapakan di daerah belakang kaki kanan sejajar dengan jarak sebahu lenih sedikit dan posisi tubuh menajadi serong mengarah ke samping belakang.
Saat seletah kaki kiri jatuh maka tubuh dihadapkan bersama dengan tangan sebelah kanan melakukan tolakan peluru dengan kekuatan yang penuh ke arah.
Depan dengan putaran tumit, pinggul, lutut dan dada ke arah depan untuk memberikan tambahan dari daya dorong. Sehingga setelah melempar peluru, tubuh garis putaran.
Teknik Tolak Peluru Gaya Glide
Yang kedua ada teknik Glide. Teknik ini dilakukan dengan cara tubuh mengahadap ke belakang dan membelakangi sektor pendaratan. Peluru ditempelkan ke leher sehingga posisi dari kepala miring ke kanan untuk menyesuaikan peluru. Kemudian posisi badan sedikit menunduk ke bawah dan condong kesisi kanan maka posisi dari bahu kiri lebih tinggi.
Kaki kanan tekuk sedikit supaya memberikan daya tolakan dan kaki kiri posisikan pada daerah belakang. Bisa sedikit ditekuk atau lurus dengan ujung kaki menyentuh lantai.
Saat akan melakukan lemparan, badan sedikit dicondongkan kedepan sehingga ujung kaki dari kaki kiri bisa terangkat dari lantai. Tolakan dilakukan dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri hingga terdorong sampai balok batas lempar.
Waktu momen tersebut tubuh bersama berputar mengarah ke depan dan tangan kanan melempar atau melakukan tolakan sekuat tenaga.
Ketika hendak melakukan tolakan, geserlah posisi kepala supaya tidak menghalangani laju peluru saat mengarah ke sektor pendaratan.
Kalau atlet kidal maka lakukan hal tersebut dengan kebalikanya atau menggunakan tubuh sebaliknya dan menggunakan cara yang sama.
Gaya Tolak Peluru
Gaya Glide (meluncur)
Gaya meluncur atau glide merupakan gaya tolak peluru yang paling tua dan tidak diketahui siapa penemunya. Saat melakukan gaya ini atlet harus menghadap kesamping dalam posisi siap sebelum mulai menolak peluru.
Peluru dipegang dengan menggunakan dua tangan, dimana tangan kanan menyangga peluru di atas bahu, sedangkan tangan kiri memegang atau menjaga peluru bagian atas. Namun peluru tetap dilempar menggunakan satu tangan (tangan kanan).
Gaya klasing (samping)
Berikutnya ada gaya klasing atau samping.Untuk melakukan gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran terlebih dahulu sebelum melontarkan peluru.
Posisi awal atlet saat ingin melakukan gaya ini yaitu menghadap ke belakang, dan kemudian mendorong tubuhnya ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan melontarkan peluru.
Gaya Spin (berputar)
Sedangkan gaya spin atau berputar merupakan gaya yang diharapkan dapat memberikan momentum terbaik untuk melempar peluru sejauh-jauhnya.
Dan gaya spin menjadi yang paling sulit dilakukan dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan, namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.
Jika saja atlet melakukan sedikit kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk, bahkan bisa berujung pada kegagalan.
Peraturan Tolak Peluru
Adapun peraturan-peraturan yang ada dalam olahraga tolak peluru antaralain :
- Atlet hanya memiliki 60 detik untuk melepaskan sebuah tolakan
- Tembakan harus ditempatkan dekat dengan leher dan diletakkan di atas pundak, sambil mempertahankannya pada posisi itu sepanjang waktu sampai bola dilepaskan. Tidak perlu bantalan atau peralatan tambahan.
- Atlet harus melepaskan tolakan di atas ketinggian bahu dengan menggunakan satu tangan
- Atlet hanya diizinkan menyentuh permukaan bagian dalam papan berhenti, tidak boleh menyentuh bagian atas maupun luar lingkaran atau papan berhenti
- Bidikan diperlukan untuk mendarat di sektor hukum dengan ketentuan (34,92 °)
- Pesaing harus keluar dari lingkaran dari belakang
Lapangan Tolak Peluru
Tolak peluru menggunakan lapangan yang hampir sama dengan lapangan lempar cakram, hanya saja yang membedakan ialah papan batas tolakan. Adapun penjelasan dari lapangan tolak peluru adalah:
- Terdapat dua sektor dalam lapangan tolak peluru yaitu sektor lingkar tolakan dan pendaratan.
- Diameter Lingkaran tolak memiliki ukuran 2,235 meter yang dikelilingi menggunakan ring besi dengan ketebalan 66 mm setinggi 2 cm yang berfungsi sebagai batas lingkaran. Dibagian depan lingkaran tersebut dipasang balok tolakan dengan ukuran tinggi 10 cm ukuran panjang 1,22 meter dengan ketebalan 11,4 cm.
- Sementara sektor pendaratan memiliki panjang yaitu 40 derajat dengan minimal panjangnya 25 meter.
Peralatan Tolak Peluru
Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam olahraga tolak peluru antaralain :
- Alat pengukur
- Peluit
- Bendera
- Peluru atau bola besi
Atlet Tolak Peluru
Atlet yang ideal tergantung dari bentuk dan ukuran tubuhnya serta energi yang dimiliki oleh si atlet. Karena atlet dengan tubuh yang besar dapat mendominasi dalam suatu pertandingan.
Bahkan postur tubuh atlet dapat menentukan gaya atau teknik yang digunakan, misalnya atlet bertubuh pendek cenderung menggunakan gaya spin, sedangkan atlet yang mempunyai tubuh ynag tinggi sering menggunakan gaya glide.
Didalam sejarahnya sendiri, terdapat tiga atlet tolak peluruh yang hingga saat ini masih menjadi legenda. Mereka tak lain adalah Randi Barnes dari Amerika Serikat,Ulf Timmermann dari German Timur dan Alessandro Andrei dari Italia.
Demikianlah artikel yang mengulas tentang Tolak Peluru : Pengertian, Sejarah, Tehnik, Gaya, Peraturan, Peralatan dan Atlet. Saya harap artikel diatas dapat membantu sobat dosenpintar.com. Sampai jumpa di artikel-artikel selanjutnya.