Rumah Adat Aceh – Kota Aceh, membacanya apa yang kalian fikirkan ? Tentunya keberagaman budaya yang sangat khas ada di Aceh, untuk itu kali ini dosenpintar.com akan membahas mengenai filosofi, bagian rumah adat, serta tahapan membangun rumah adat aceh, dan membagikan aset budaya yang masih ada di Aceh yaitu Rumah Adat Aceh, langsung saja baca pemaparan dibawah ini teman-teman.
Filosofi Rumah Adat Aceh
Daftar isi
- Bahan material yang digunakan adalah bahan alam.
- Bentuk rumah yang membujur dari arah Barat ke Timur, sebagai simbol bahwa masyarakat Aceh selalu mengingat sang pencipta dengan memiliki nilai religius yang tinggi.
- Selalu terdapat gentong air disetiap depan rumah, filosofinya diperuntukkan bagi semua yang ingin masuk rumah agar selalu mencuci kaki karena masyarkat Aceh selalu mengutamakan kebersihan, selain kebersihan fisik juga melambangkan niat masyarakat harus berniat baik.
- Nilai religius juga dapat dilihat dari jumlah anak tangga yang ganjil.
- Dengan memiliki banyak jenis ukiran meyimbolkan masyarakat Aceh menyukai keindahan.
- Dengan rumah yang berbentuk panggung bermaksud agar air tidak masuk rumah apabila banjir menyerang.
Rumah Adat Aceh
Rumah Adat Aceh sudah semakin langka. Kita dapat melihatnya di kantor Museum di Kota Banda Aceh. Disana terdapat banyak barang peninggalan tempo dulu seperti guci, jingki, tempat menyimpan padi, berandam dan lain sebagainya. Ciri khas rumah adat Aceh adalah memiliki 44 tiang dan 2 tangga untuk bagian depan dan belakang..
Jumlah tiang yang digunakan menyesuaikan jumlah ruang rumah itu sendiri, jika memiliki tiga ruang maka tiangnya berjumlah 16, dan jika ruangan rumah berjumlah lima maka tiangnya berjumlah 24, dan seterusnya.
Dirumah adat Aceh pintunya tidak terlalu tinggi sehingga orang dewasa harus menunduk ketika masuk, dan ruangan yang kosong tanpa kursi karena disini tamu atau anggota keluarga berkumpul atau bertamu dengan duduk bersimpuh menggunakan tikar dari bahan tumbuhan merambat dirawa-rawa.
Selain sebagai tempat hunian, rumah adat Aceh dipercaya sebagai ekspresi yang menggambarkan keyakinan kepada tuhan dan adaptasi pada alam. Sebab itu dari Rumah adat Aceh dapat kita lihat pola hidup, budaya, nilai keyakinan yang dimiliki masyarakat Aceh.
Bagian Bagian Rumah Adat Aceh
- Seuramoe–Ukeu (Serambi Depan)
Dalam bahasa aceh Seuramoe-Ukeu memiliki arti posisi yang paling depan rumah. Berfungsi sebagai tempat menerima tamu laki-laki. Lebih tepatnya serambi depan ini digunakan sebagai tempat tinggal kaum laki-laki yang bertamu atau menginap. - Seuramoe-Likoot (Serambi belakang)
Sedangkan serambi belakang ini diperuntukkan khusus untuk tamu perempuan, dimana ruangan ini bisa menjadi rumah sementara bagi tamu perempuan yang bertamu atau menginap. - Rumoh–Inong
Rumah inong ini juga disebut induk rumah yang terletak antara serambi depan dan serambi belakang, terbagi atas dua bagian yang dipisah oleh suatu gang sebagai jalan penghubung serambi depan dan serambi belakang. - Rumoh–Dapu (Rumah Dapur)
Rumoh Dapu ini memiliki arti rumah dapur sebagai tempat memasak, yang terletak dekat serambi belakang yang lantainya lebih rendah dari serambi belakang. - Seulasa (Teras)
Dalam bahasa Indonesia Seulasa memiliki arti teras yang digunakan sebagai tempat bersantai dan terletak didepan serambi depan yang bentuknya tidak mengalami perubahan sampai sekarang. - Kroong–Padee (Lumbung Padi)
Karena mayoritas penduduk Aceh adalah petani maka setiap rumah memiliki lumbung padi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian yang disebut Kroong Padee, bangunan ini terpisah dari rumah induk namun cukup mudah dijangkau, terletak dihalaman rumah. - Keupaleh (Gerbang)
Gerbang merupakan hal yang tidak wajib untuk rumah adat Aceh, biasa digunakan oleh masyarakat Aceh yang berekonomi lebih. - Tamee (Tiang)
Tiang pada rumah adat Aceh ada yang menggunakan jumlah 16, 20, 24 tiang yang beragam ada juga yang mencapai 28 tiang. Yang membedakan dari tiang rumah lain, tiang rumah di rumah adat Aceh ini dapat mempermudah pemindahan rumah, karena tidak harus dibongkar.
Tahapan Dalam Membangun Rumah Adat Aceh
-
Musyawarah
Musyawarah adalah tahapan utama dalam membangun rumah, dimaksudkan untuk memberi dan menerima saran dari anggota keluarga dan melibatkan teuku bagaimana baiknya membangun suatu rumah.
-
Pengadaan Bahan
Setelah mendapat hasil musyawarah maka bahan untuk membangun rumah yang pokok adalah kayu, rumbia, trieng dan lain sebagainya. Bahan bahan ini diperoleh dari gotong royong sesama warga dan untuk kayu yang akan ditebang mencari kayu yang tidak akan mengganggu kayu yang lainnya dalam proses penenbangan.
-
Pengolahan Bahan
Setelah semua bahan dikumpulkan, maka proses selanjutnya adalah mengelola bahan seperti menyatukan beberapa kayu, merakit kerangka atap dan menyusun atap dan lain sebagainya.
-
Pendirian Rumah
Dan terakhir adalah mendirikan rumah dengan menyatukan semua bahan yang sudah diolah sebagaimana desain yang sudah di rundingkan, ketika rumah sudah didirikan pemilik rumah tinggal mengatur penempatan ornamen rumah. Rumah sudah siap ditempati.
Jadi demikianlah artikel mengenai tentang Rumah Adat Aceh yang memiliki keberagaman filosofi, ciri khas dan keunikannya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga :
- Pengertian Puisi : Tujuan, Unsur dan Jenis
- Pengertian Drama : Ciri, Unsur, Struktur dan Jenis
- Pengertian Karakter : Jenis dan Unsur