Rumah Adat Papua – Jumpa lagi sobat bersama dosenpintar.com Kita semua tahu bukan Indonesia memiliki beragam suku bangsa, adat istiadat, budaya yang sangat kaya. Untuk itu artikel kali ini akan membahas mengenai salah satu Rumah adat yang ada di Indonesia yaitu Rumah adat Papua. Langsung saja baca artikel dibawah ini sobat.
Filosofi Rumah Adat Papua
Daftar isi
Papua merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang memiliki seribu kekayaan budaya dan keunikan. Salah satunya adalah rumah adat Papua yang memiliki bentuk berbeda dengan rumah-rumah adat lain. Desain arsitektur rumah adat Papua sangatlah unik, tidak heran banyak wisatawan yang suka mendatangi Papua.
Daerah Papua yang masih asri menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam maupun luar negeri. Papua merupakan salah satu Provinsi terluas di Indonesia sehingga tidak heran jika Papua memiliki beragam kekayaan budaya. Setiap suku masing masing sangat menjunjung tinggi nilai adat istiadat. Adat istiadat di Papua masih sangat kental dan sengaja dipertahankan untuk keberlangsungan lestarinya budaya adat istiadat Papua.
Ciri rumah adat Papua berupa satu lantai kayu serta atap yang terbuat dari daun sagu dan jerami dengan desain kerucut yang menjadi ciri khas rumah ini, memiliki satu pintu yang kecil dan lantainya disanggah oleh tiang penyanggah. Disebut juga dengan rumah kaki seribu dikarenakan memiliki banyak tiang penyangga dibagian bawah.
Bentuk rumah di Papua biasa berbentuk jamur atau kuali terbalik. Bahan yang biasa digunakan jerami dan ilalang sebagai atap, batang-batang kayu yang sengaja disusun sebagai pondasi rumah dan ada yang memiliki pintu dan jendela lengkap, dan ada yang tidak memilikinya dengan alasan tersendiri. Untuk ukurannya rumah adat Papua hanya berkisar 2 sampai dengan 3 meter yang hanya bisa dihuni oleh beberapa orang saja, namun ada juga yang mencapai tinggi 10 meter untuk kepentingan lainnya.
Untuk lokasi pemukiman rumah di Papua ada yang terletak di kota dan ada yang di pedesaan, yang di pedesaan adalah suku asli Papua. Rumah di Papua biasanya saling berdampingan, untuk jenisnya ada yang hanya boleh ditempati oleh laki-laki, ada yang khusus perempuan dan ada juga yang boleh ditempati oleh laki-laki dan perempuan
Filosofi rumah adat Papua
- Pemersatu kelompok
Bentuknya yang bulat serta melingkar maksudnya sebuah bentuk yang akan menjadikan Suku-suku Dani dapat bersatu antara satu sama lain. - Lambang kesatuan
Selain rasa persatuan agar senantiasa selalu sehati, satu persetujuan, dan juga sama pemikiran dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. - Status harga diri
Rumah adat Papua juga menggambarkan pribadi seseorang dan harkat martabat empunya.
Rumah Adat Papua
1. Rumah Adat Papua Honai
Rumah Honai merupakan salah satu rumah yang digunakan oleh masyarakat Dani yang terletak di lembah. Honai asalnya dari kata “hun” memiliki arti laki-laki sedangkan “ai” maknanya adalah rumah, Dari arti namanya kita sudah tahu rumah ini adalah rumah laki-laki, jadi tidak heran jika penghuninya banyak kaum lelaki.
Rumah honai ini bangunannya menggunakan kayu dan atapnya berbahan jerami berbentuk kerucut. Rumah ini tidak terlalu luas dominan sempit dan tidak ada jendela, dengan tujuan menahan dinginnya pegunungan di Papua. Dibagian tengah rumah mereka menyediakan suatu bagian berbentuk lingkaran yang digunakan sebagai tempat menyalakan api.
Tinggi rumah honai diperikaran sekita 2,5 meter dan lebar rumah honai ukurannya diperkirakan 2,5 meter. Rumah honai ini sengaja dibangun tidak terlalu tinggi agar udara diluar tidak terlalu banyak masuk kedalam rumah. Dan fungsi lainnya agar bisa menghindari binatang buas. Atap yang berbentuk kerucut berfungsi untuk melindungi diri dari cuaca dinding, air hujan dan mengurangi udara dingin yang akan masuk rumah.
Bentuk lingkaran yang dibuat ditengah rumah memiliki makna, sebagai berikut :
- Simbol kesatuan dan persatuan suku.
- Bentuk merawat dan melestarikan budaya yang turun temurun.
- Menggambarkan kekompakan dengan tinggal bersama dalam satu atap.
- Juga menyampaikan harga diri, kepribadian, martabat suku Papua.
Rumah Honai ini sangat simple hanya terdiri dari 2 lantai. Lantai kedua digunakan sebagai tempat makan, kumpul keluarga dan beristirahat, sedangkan lantai satu hanya digunakan untuk tidur. Di Papua masih menggunakan rerumputan kering sebagai kasurnya. Dan untuk pencahayaan mereka hanya menggunakan api yang dinyalakan pada lingkaran ditengah rumah.
Fungsi Rumah Honai
- Sebagai Tempat tinggal.
- Tempat memyimpan alat berburu.
- Dengan desain yang sederhana mengajarkan pria suku ini menjadi kuat dan bermanfaat di sukunya.
- Tempat menyusun strategi misalnya perang.
- Sebagai tempat menyimpan simbol turun temuran warisan dari nenek moyang.
- Berfungsi untuk melindungi diri dari dingin udara dan hewan buas.
Aturan Dalam Rumah Honai
Rumah adat Papua yang satu ini hanya boleh dibangun oleh laki-laki yang dimaksudkan agar terhindar dari bencana atas pembangunan rumah ini, penempatan pintu rumah juga ada aturannya harus sesuai dengan arah terbit dan terbenamnya matahari. Dimaksudkan agar suku Dani yang tinggal agar lebih waspada apabila musuh menyerang atau terjadi bencana.
2.Rumah Adat Papua Ebeai
Rumah adat ini digunakan untuk mendidik perempuan yang beranjak dewasa. Rumah ini dihuni oleh ibu, anak perempuan dan juga anak laki-laki. Ibu-ibu disini akan mengajarkan banyak hal untuk bekal anak perempuan yang sudah siap menikah . Untuk anak laki-laki mereka hanya tinggal sementara di rumah ebeai karena ketika mereka dewasa mereka akan pindah ke rumah honai.
Rumah ebeai ini memiliki atap dome (bulat)berbahan alang-alang atau jerami. Memiliki ukuran 5-7 meter. Untuk tiang menggunakan bahan rotan, belahan papan dan akar.
Folosofi Rumah Ebeai:
- Dengan bentuk yang melingkar rumah Ebeai ini melambangkan persatuan kelompok.
- Dasar kesatuan dengan saling setuju dalam pekerjaan, pemikiran saat mengajarkan banyak hal pada anak perempuan.
- Menampilkan kepribadian, martabat juga harga diri kaum perempuan suku Dani.
3. Rumah Adat Papua Wamai
Rumah Wamai ini dibangun karena mayoritas suku Papua merupakan peternak, rumah ini dibangun sesuai kebutuhan dengan bentuk atap yang lebih kerucut dari rumah lain dan setinggi rumah Ebeai. Rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal hewan ternak mereka hewan yang biasa menempati rumah Wamai ini adalah ayam, babi, anjing dan lain sebagainya.
4. Rumah Adat Papua Kariwari
Rumah ini merupakan ciri khas suku Tobati dan Enggros asli. Biasanya ada di dekat Danau Sentani. Rumah ini kebalikan dari rumah Ebeai, rumah ini sebagai tempat anak laki-laki belajar, mereka belajar bagaimana cara menghadapi hidup, mencari nafkah untuk memenhi kebutuhan saat dewasa nanti.
Atap rumah ini sangat tinggi dengan bentuk kerucut. Memiliki ukuran yang lebih besar dari rumah lain, dengan mengaplikasikan lebih banyak bahan material pembangunan dan pada dasarnya masih menggunakan kayu dan jerami sebagai bahan utama.
Rumah ini memiliki 3 lantai, lantai terbawah digunakan oleh para anak laki-laki belajar, lantai dua sebagai tempat pertemuan petinggi suku, Dan lantai teratas digunakan untuk meditasi.
5. Rumah Rumsram
Rumah adat Rumsram ini adalah rumah ada suku Papua bagian Timur, dengan atap yang seperti kapal. Dengan tinggi mencapai 8 meter ini umumnya ditempati oleh suku Biak Numfor. Digunakan oleh para anak laki-laki dari suku Biak untuk belajar, belajar memahat dan berperang. Bangunan ini berbahan bambu dan kayu, memiliki pondasi yang kokoh dan atap menggunakan daun sagu. Terdapat 2 lantai dibangunan ini, lantai pertama digunakan sebagai tempat anak laki-laki belajar sengaja tidak dibangun dinding.
Demikianlah Filosofi Rumah Adat Papua yang masih sangat dijaga kelestariannya oleh masyakarat setempat, semoga bermanfaat dan sampai jumpa diartikel artikel berikutnya.
Baca Juga :