Puisi Pendidikan

Posted on

Puisi Pendidikan – Halo sobat dosenpintar.com kembali lagi penulis akan membagikan sebuah artikel kali ini akan membahas tentang Puisi Pendidikan. Akan ada berbagai jenis puisi pendidikan yang akan penulis bagikan untuk sobat semua. Nah tidak perlu lagi berlama-lama, untuk sobat yang sudah penasaran dengan berbagai puisi ini langsung saja sobat simak artikel berikut dibawah ini.

puisi pendidikan
puisi pendidikan

Contoh Puisi Pendidikan

Berikut dibawah ini beberapa contoh puisi mengenai tentang pendidikan, antara lain.

Puisi Tentang Ilmu Yang Bermanfaat

Carilah Ilmu yang Bermanfaat bagimu

Usia yang belia adalah saat cemerlang dalam hidup

Engkau mempunyai banyak waktu

untuk dapat menuntut ilmu

mempelajari secara serius segala sesuatu yang memiliki manfaat

 

Tanyakan kepada kedua orang tuamu

atau mungkin gurumu

Selain dari pendidikan formal

ilmu apa yang wajib kita punya

untuk dapat menjalani masa depan terbentang pada mata

Beruntunglah jika engkau masih muda dan belia

Contoh Puisi Tentang Pembelajaran Online

Ku kira ini libur panjang yang menyenangkan

Ternyata aku salah.. ini bukan libur

Aku melakukan semua hal yang biasa terjadi diluar

Namun harus kembali ku lakukan di rumah saja.

 

Belajar yang membuatku kesal ketika datang kesekolah

Yang awalnya aku bersyukur tidak harus datang kesekolah

Kini aku merasakan tanpa banyak teman tanpa bimbingan guru

Aku bukan apa apa. Dan aku bisa apa ?

 

Bumiku cepatlah membaik, bukan hanya ekonomi namun mental

Bumiku cepatlah pulih, kami yang menumpang di atasmu

Rindu akan damainya melakukan semua hal bebas tanpa

Takut akan tertular sakit yang mewabah.

Sekali lagi cepat pulih bumiku.

Guruku Pahlawanku

Guruku Pahlawanku

Andai matahari tak ada
Dunia akan beku dan bisu
Disaat titik rasa ketakutan itu menghampiri
Terlihat berbagai setitik sinar yang dicari
Yang akan keluar dari sudut bibirmu
Dan dengan gerak-gerik tubuhmu yang ada
Engkau akan di sinari jalan ketika itu buntu
Yang hampir dapat menjerumuskan jaman kami
Engkau yang terangi bersama lentera ilmu jua
Yang kemudian tak ada bakal sirna di terpa oleh angin usia

Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat murid tak mendengarkan mu
Engkau tak mengeluh dan tak pernah menyerah
Untuk edukatif bagi kami
Darimu kami mengenal berbagai hal
Tentang mana warna yang disebut indah
Tentang garis yang disebut lurus
Juga tentang kata yang dapat kami dibaca
Engkau yang mengakibatkan hidup berarti

Baca Juga :  Pengertian Novel : Struktur, Unsur dan Jenis

Majulah Terus Siswa Indonesia

Majulah Terus Siswa Indonesia

Dengar, dengar, dan ingat dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu kami harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu berbagai cita- cita dipertaruhkan
Tak tersedia yang tak barangkali untuk dan bagimu

Bangkitlah serta melawan arus yang mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu bertahap lalu sekencang-kencangnya
Lawanlah banyak bebatuan terjal yang dapat mengusik di jalanan

Ingat, Engkau adalah sebuah harapan, engkau adalah jaman dimasa depan Masa depan yang tersedia di tanganmu
Harapan yang terpendam tersedia tepat pundakmu
Nasib bangsa engkau yang akan menentukan

Puisi Pendidikan Suara Masyarakat

Anak Kami

Kamu satu diantara berpuluh

Engkau harapan, doa serta impian kami

Dari hari pertama kau dinyatakan hadir

Tak dapat diceritakan membuncah rasa bahagia

 

Kamu anak kami, tumbuh dengan baik ya.

Kami selalu berdoa untuk bahagiamu

Untuk sehatmu dan untuk kehidupanmu

Kasih sayang ini tak usah kau ragu

Tak ada kasih sayang yang dapat menandingi

Semua rasa cinta untuk kamu anak kami.

Puisi Pendidikan Tentang Masalah

Dimana Ekor Dimana Kepala

Lempeng besi

Terpanaskan dengan menerima berbagai pukulan

Samurai ku harap bukan akhir pedih ini

Tajam, yang berkilau terangi seluruh Negeri

Babat dari kebodohan mati dengan tebasan samurai

Percikan api ini terimalah

Peluh bercucuran air mata yang tak lagi dapat keluar

Tak akan ada patokan waktu untuk ku mohon bersabarlah

Kayu bakar dapat dikumpulkan

Perih mari bagi rata

Aku tiga kau juga ambillah tiga

Pengertian yang aku harap, harapan yang kosong

Pukulan keras ini tak hanya akan di lempeng besi

Memukul dengan satu sisi untuk dapat melukai yang lain

Pertikaian dengan dalam hening yang bersahut-sahutan

Mana kepala mana juga ekor

Ekor yang membelit kepala yang menggigit

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guruku
Yang edukatif untukku
Yang membekali berbagai ilmu
Dengan tulus dengan sabar

Senyummu yang mengimbuhkan dorongan kami
Menyongsong masa depan lebih baik
Setitik deras peluhmu

Menandakan bahwa sebuah perjuangan besar
Untuk para murid-muridnya
Terima kasih para Guru

Perjuanganmu yang amat besar maknanya bagiku
Tanpamu aku tak mengerti tentang dunia
selamanya akan ku panjatkan doa Terimakasih ohh Guruku

Puisi Pendidikan Oleh Guru

Sudah Lupakan

Janji lama itu mari kita buang

Suara menggelegar yang ada ditengah pesta demokrasi

Katanya pengabdi, kelebihan kami menjadi tuan meski tidak lama

Baca Juga :  Contoh Teks MC Singkat

Pesta telah berakhir, kenangan juga hilang

Aku melupakan dan kamu lupakan pula ini

Kesakitan bukan milik kita, ku tahu

Ribuan dari kami, beberapa dari kalian

Kami akan pelajari banyak hal kembali

Memahami masalah membuat mereka dapat mengerti

Mengukir pondasi yang akan terlihat

Seberapapun mengerti, atau tak ada yang akan dipahami

Tentang janji, lebih baik kamu tuli

Jam kosong kami bahagia

Jam kosong kami bahagia

Betapa bahagia pelajar kini
Jam kosong tak ada guru yang datang disini
Telah menjadi tradisi lumrah menurut kami kami
Merekah senyum bahkan tertawa bahagia sana sini
Dan ada di sudut kiri
Guru menyibukkan diri; melupa kami

Ada yang senyum dari terbangun dari tidurnya
Ada yang membaca buku kemudian menertawakannya
Begitulah kami pelajar
Pelajar generasi anak bangsa negeri ini
Yang gembira tiada henti dan tak terkira
Kala jam kosong tak terganti apapun jua.

PR Kemarin Sore

PR Kemarin Sore

Menari-nari mereka meninggalkanku

Sekuat tenaga aku tangkap menjadi satu

Menata mereka rapi supaya kau tak marah dan menghilang

Berputar-putar mengubah fantasi indah

Sudahlah aku tengah menyerah

Kubawa penuh kasih dalam peristirahatan

Ijinkan aku malam ini untuk damai

Ku tahu sedikit saja aku bersantai

Besok petaka mendatangiku

Baiklah aku kalah, ku buka lagi lembaran lusuh ini

Agar besok pagi aku tak apa disini

Aku Titipkan

Aku Titipkan

Untuk kalian manusia berpendidikan

Pemilik tugas yang mulia penumbuh tunas muda

Aku si tulang pendek berkulit tua

Berakal yang kerdil,

Utara dan selatan aku tak tau itu beda

Berjalan dengan merangkak kubawa sebuah harapanku

Berat beban mereka para anak-anakku

Aku yang disini bersuara lirih

Ajarkan mereka lagu-lagu kebahagian untuknya, kumohon

Buatlah mereka bernyanyi dengan ceria

Lusuh, aku tidak memiliki seragam

Telanjang kaki, aku bahkan tidak mempunyai sepasang sepatu

Kepada kalian yang memiliki pendidikan

Harta paling berharga ini aku titipkan

Sebatas mimpi milikku aku percayakan pada kalian yang berpendidikan

Pahlawan Pendidikan

Pahlawan Pendidikan

Kamu menghentam gelap

Tak kudengar bunyi alunan

Kamu tetap maju menghalau gelap

Olehmu mereka tau dunia

Olehmu mereka pandai mengira

 

Mereka memiliki tujuan akan dunia yang kau buka

Akupun berdiri oleh sandaranmu

Ku ucapkan ribuan terima kasih

Meski aku tau tak akan dapat membalas jasamu

Untuk pahlawan pendidikan

Jasa kalian terkenang dan semoga mendapat balasan

Tina Hitamku

Tinta Hitamku

Sunyi, gersang, alunan redup…
Itulah diriku
12 tahun mengemban ilmu, dengan berbagai rasa pilu
Diriku ini insan biasa, masih kaku dalam pencarian
Aku ingin bangkit, bangkit dan kemudian bangkit
Demi kemenangan sejati
12 tahun telah bersama tinta hitam, menoreh tak terhingga kata

Baca Juga :  Contoh Syair

Cukup menjadi acuan dalam menjalani kehidupan
Di negeri ini aku berhasil menuntut ilmu, mencari titik temu

Tinta hitam bersama setumpuk ribuan buku
Kini akan menjadi saksi bisu perjalananku
Mencapai berbagai nilai sempurna
Tak perlu bersandiwara untuk dapat menjadi perwira
Benar, aku memang harus lebih giat
Giat untuk menggapai sukses kiat-kiat
Jangan kamu biarkan otak membeku menjadi abu
Asahlah kemudian layaknya pisau tajam
Yakin bahwa dengan itu masa depan tepat di depan mata.

Ujung Meja Reot

Ujung Meja Reot

Tersudut, aku tak lagi dipandang

Terganti oleh kehadiran kalian, sayup mataku dipandang

Berusaha jaya tetapi merasa tidak pernah aku dianggap

Terpojok,

Betapa membosankan hidupku ini

 

Kertas-kertas yang lecek bergambar tinta merah

Nyalanya yang menyulut amarah bapak

Kata sayang kini berubah makian

Sentuhan yang lembut secepat kilat hilang

 

Meja reot bertiang piala serta medali

Dia lemah, tak ada lagi kesombongan dari kilau emas

Aku ingin pulang sebelum mencapai angka lima

Empat tiga atau mungkin dua

Bolehkan aku tetap menjadi putri kecil mak?

Kecil untuk menjadi besar, dan bodoh untuk menjadi  pintar, balas makku

Ahh..

Emak tak pernah aku salahkan

Gedung tua pun aku disini lebih lama

Gambar jam bersama semua jarum dengan diangka dua belas

Tekun yang kubuat mereka tepat di atas meja

dan sampul buku-buku itu sangat berat

Bu Guru, Maaf

Bu Guru, Maaf

Sengaja aku tidak ikut masuk

Menahan lara  kamu yang menyayat kejam

Jika harga diri sebatas bilangan angka-angka

Nominal yang tinggi kau tak akan mampu membeli

Lupakan serta jangan anggap aku ini ada

Suatu isyarat damai aku terima

Mata yang dibalik dari dua mata

Kenapa memang harus memandang diriku

Apabila baris yang terakhir akan menjadi penutup

Usaikan saja apa saja dikelasku hari itu

Aku tidak ingin pulang dan datang lagi

Aku senang jika aku tidak kembali

Taman bermain yang tak seindah berbagai mimpi

Bidadari yang menjadi taring dengan berbagai kuku panjang

Kasih? Yang ku pikir itu akan menjadi berlebihan

Aku benci banyak mata yang mengawasi

Mana Gaji Kami?

Mana Gaji Kami?

Dalam hati ku terbayang

Menangis anak menahan lapar

Kami tetap berdiri tegar tegak dibarisan terdepan ini

Kata mereka yang melihat betapa beruntungnya ..

Sedang atap yang kami tak mampu menahan badai gerimis

Lantai yang berlubang tua dalam perjuangan

Dan banyak rumah-rumah tanpa adanya ventilasi

Mimpi yang tetap terajut benang yang terlepas

Doa mereka selalu kami amini

Berat beban yang ada di pundak keropos

Berdiri kokoh dengan jiwa doyong terhuyung yang lemah

Rasa lapar ini cambuk dalam kesakitan

Tersenyum lah kami penuh dengan ketabahan

Demikianlah pembahasan mengenai tentang Puisi Pendidikan, semoga bermanfaat dan semoga dapat memberikan berbagai wawasan baru untuk kita semua.

Baca Juga :