Aksara Jawa

Posted on

Aksara Jawa – Halo sobat dosenpintar.com apa kabar hari ini ? semoga selalu sehat ya. Nah tentu penulis kembali untuk memagikan sebuah artikel. Dan kali ini penulis akan membagikan sebuah artikel yaitu mengenai Aksara Jawa. Sobat penasaran bukan apa itu aksara jawa ? Dan jawabannya ada pada artikel ini. Langsung saja mari simak artikel berikut ini untuk sobat dapat mempelajari apa itu aksara jawa.

Aksara Jawa
Aksara Jawa

Aksara Jawa Lengkap

Pada aksara Jawa atau Hanacaraka ada beberapa tata cara dalam penulisan. Serta terdapat beberapa unsur dan aturan yang lain. Dengan dapat menjelaskan berbagai huruf serta adanya aturan itu, diharapkan nanti dapat memudahkan berbagai pembelajaran serta proses untuk memahami tata cara penulisan Aksara Jawa sebelum kemudian mendapat praktik menulis.

Untuk belajar aksara jawa maka dibutuhkan catatan khusus seperti :

  • Ha merupakan wakil untuk fonem /a/dan/ha/. Jika berada di depan kata maka akan dibaca dengan /a/.
  • Da digunakan untuk bagian /d/ dental serta meletup ketika posisi lidah ada di bagian belakang serta pangkal gigi seri atas dan diletupkan. Untuk /d/ ini dari bahasa Melayu Indonesia.
  • Dha dari bentuk penulisan Jawa latin yang digunakan untuk jenis d-retofleks pada posisi lidah dengan /d/ dalam bahasa Melayu atau Indonesia tetapi dengan bunyi yang sengaja diletupkan.
  • Tha pada penulisan Jawa latin digunakan dalam t-retofleks dimana posisi dengan lidahnya sama dengan /d/ tetapi untuk pengucapannya tidak lagi diberatkan. Untuk bunyi yang satu ini akan sangat mirip dengan orang yang mempunyai aksen Bali di dalam mereka menyuarakan huruf “t”.

Adapun arti serta dari aksara Jawa yaitu sebagai berikut:

Ha adalah hana yang merupakan hurup wening suci yang jika artikan dalam bahasa Indonesia adalah adanya hidup yang merupakan kehendak dari Tuhan yang benar Maha Suci.

Da merupakan dumadining Dzat kang tidak ada winangenan yang artinya adalah menerima suatu kehidupan ini dengan lapang dada (apa adanya).

Tha merupakan bentuk tukul saka niat yang maknanya adalah segala sesuatu yang harus tumbuh serta diawali dengan niat.

Aksara Carakan

Aksara Carakan
Aksara Carakan

Aksara Carakan merupakan salah satu jenis aksara yang sangat mendasar untuk mempelajari aksara Jawa. Apabila disaksikan dari namanya telah dapat dipahami jika jenis aksara ini merupakan untuk menuliskan suatu kata-kata.

Baca Juga :  Contoh Surat Undangan

Akasara Carakan ini mempunyai bentuk dan juga pasangannya. Aksara pasangan yang tersebut digunakan untuk dapat mematikan atau menghilangkan  rupa bentuk vokal dari aksara yang ada sebelumnya.

Pasangan Aksara Jawa

Pasangan Aksara Jawa
Pasangan Aksara Jawa
Pasangan Aksara Jawa
Pasangan Aksara Jawa

Pasangan sendiri adalah bentuk khusus yang ada pada aksara Jawa untuk dapat menghilangkan serta mematikan suatu vokal dari berbagai bentuk aksara yang ada sebelumnya. Aksara dari pasangan ini akan kemudian digunakan untuk dapat menulis bentuk serta suku kata yang ada di dalamnya tidak ada serta merta vokal.

Aksara Swara

Aksara Swara
Aksara Swara

Aksara Swara adalah salah satu jenis dari aksara yang digunakan untuk menuliskan dari  jenis huruf vokal yang berasal dari suatu bentuk kata serapan bahasa asing supaya pelafalannya akan kemudian menjadi lebih tegas.

Sandangan Aksara Swara

Sandangan Aksara Swara
Sandangan Aksara Swara

Sandangan adalah salah satu bentuk huruf vokal yang tidak akan mandiri serta digunakan pada saat berada di bagian tengah tengah kata. Sedangkan jika di dalam sandangan akan mudah dibedakan berdasar dari cara membacanya.

Aksara Rekan

Aksara Rekan
Aksara Rekan

Aksara Rekan merupakan jenis dari aksara yang digunakan untuk penulisan huruf serapan yang kemudian asalnya adalah dari bahasa Arab. Seperti contohnya saja huruf f, kh, dz dan lain sebagainya.

Aksara jenis ini kemudian digunakan untuk menuliskan berbagai konsonan yang terdapat dalam kata-kata asing yang masih sesuai akan bentuk aslinya. Aksara Rekan yang ini juga terdapat di dalam Hanacaraka dari lima bentuk. Dan semua itu mempunyai pasangan masing-masing. Adapun aturan dari penulisan juga berbeda dengan aturan yang lain. Berikut merupakan rinciannya,

  • Tidak semua aksara Rekan yang ada mempunyai pasangan.
  • Aksara Rekan ini sejatinya dalam praktik dapat diberikan pasangan.
  • Aksara Rekan dapat diberikan sandhangan seperti pada aksara-aksara lain yang ada di dalam Hanacaraka.

Aksara Murda

Aksara Murda
Aksara Murda

Aksara Murda dan Pasangannya

Aksara Murda merupakan sejenis BENTUK huruf kapital YANG di dalam jenis aksara Jawa. Aksara Murda khusus diGUNAKAN untuk menulis jenis huruf depan dari suatu nama orang, bahkan nama tempat, atau dengan kata-kata lain yang awalnya menggunakan huruf kapital.

Di samping itu, jenis dari aksara ini dipakai pada awal sebuah kalimat dan pada awal suatu paragraf. Dapat digunakan pada penulisan nama gelar, nama orang, nama geografi, nama lembaga suatu pemerintahan, serta apat digunakan pada nama lembaga yang berbadan.

Aksara Wilangan

Aksara Wilangan
Aksara Wilangan

Aksara wilangan atau bilangan adalah suatu aksara yang digunakan untuk menulis tulisan jenis angka.

Angka digunakan saat menyatakan suatu lambang atau bilangan dengan  penomoran. Angka dapat berjenis ukuran, panjang, nilai uang, luas, berat, satuan waktu dan lainnya.

Baca Juga :  Kumpulan Cerita Rakyat

Untuk penulisan dari satuan dalam sebuah bilangan, satuan dapat ditulis di dalam suatu bentuk kata yang lengkapnya. Contohnya kilometer, meter, kilogram dan lain lain.

Tanda Baca Aksara Jawa

Tanda Baca Aksara Jawa
Tanda Baca Aksara Jawa

Misalnya a dapat dibaca a jika dalam jenis kata papat dan dapat dibaca a pada kata lara. Aturan ini diberlakukan pada bunyi e yang mempunyai beberapa varian bunyi saat diucapkan.

Pada hanacaraka, ada berbagai tanda baca pada penulisan aksara. Di dalam suatu perangkat lunak, ada empat buah jenis tanda baca yaitu.

  • Pada adeg-adeg

Yang akan digunakan pada adeg-adeg adalah pada bagian depan kalimat setiap paragraf.

  • Pada adeg

Untuk pada adeg digunakan sebagai penanda bagian yang sebuah teks untuk diperhatikan, dalam hal ini hampir jenis tanda baca berbentuk kurung.

  • Pada lingsa

lingsa sendiri akan digunakan pada akhir bagian kalimat untuk tanda intonasi setengah selesai. Sama dengan tanda koma.

  • Pada lungsi

lungsi yang digunakan pada akhir salah satu kalimat. Maka dari itu tanda baca ini sama fungsinya dengan tanda titik.

Belajar Membaca Aksara Jawa

Sangat penting di ingat Aksara Jawa ini memliki banyak bunyi. Membaca aksara Jawa lebih sulit jika dibandingkan dengan belajar membaca dalam bahasa Inggris. Sehingga sobat harus sangat jeli serta bersabar selama proses dalam berlatih dan belajar membaca aksara Jawa ini.

Dan untuk dapat lancar membaca aksara Jawa, sobat harus selalu berlatih membaca setiap hari dan sesering mungkin. Kebiasaan dalam membaca akan membantu sobat untuk mengingat berbagai komponen yang ada di dalamnya, termasuk ketika ada tanda baca.

Akan lebih baik jika proses belajar membaca dalam aksara Jawa kemudian diimbangi dengan menulis sehingga akan mempermudah sebuah proses belajar yang akan menjadi lebih lancar.

Sejarah Asal Usul Aksara Jawa

Ada seorang ksatria yang hebat asalnya dari tanah Jawa. Bernama Aji Saka. Ia memiliki seorang abdi yang setia. Yang bernama Sembada dan Dora. Suatu ketika, Aji Saka melakukan perjalanan menuju kerajaan bernama Medang Kamulan yang terkenal saat itu diperintah oleh raja yang suka makan daging manusia. Raja tersebut bernama Prabu Dewata Cengkar.

Karena setiap hari Prabu meminta pelayan menyajikan makanan pokok daging manusia membuat masyarakat resah dan Aji Saka bersama kedua abdinya berinisiatif melawan Raja Prabu.

Ketika sampai di wilayah kerajaan Prabu Dewata Cengka, Aji berpesan kepada salah satu abdinya supaya keris miliknya dijaga dengan sepenuh hati dan jangan berikan kepada selain Aji Saka.

Baca Juga :  Soal Bahasa Indonesia Kelas 7

Aji Saka menghadap Raja Prabu dan membuat kesepakatan di mana Aji bersedia untuk dimakan oleh raja Prabu dengan sebuah syarat Sang Prabu menyerahkan daerah kekuasaan seukuran sorban yang tengah dikenakan Aji Saka.

Prabu mengiyakan serta menerima syarat dari Aji Saka. Lalu Aji Saka meminta Prabu Dewata Cengkar untuk segera mengukur tanah yang telah dijanjikan dengan memegang salah satu bagian dari ujung surban. Kemudian ujung surban bagian lain dipegang Aji Saka.

Prabu Dewata Cengkar menarik surban tersebut dan surban mulai terbentang. Sang Prabu memanjangkannya surban Ia mulai membuka bagian surban supaya terbentang.

Dengan kesaktian Aji Saka, surban tersebut tak habis saat dibuka. Prabu masih terus berjalan untuk dapat membentangkan surban. Kemudian sampailah prabu di tepi laut jurang dengan batu yang cukup terjal serta dalam.

Dengan cepat, Aji Saka menggoyangkan surban miliknya dan akhirnya sang Prabu jatuh ke laut. Dan Prabu meninggal. Semua rakyat menyambut kabar ini dengan bersuka cita dan Aji Saka dijadikan sebagai raja mereka. Aji Saka setelah menjadi seorang raja lupa pada kerisnya yang ia titipkan kepada Sembada. Setelah ingat ia meminta Dora agar mengambil keri.

Dora bergegas menemui Sembada. Sampai disana mereka berbincang hingga Dora meminta keris yang diamanahkan Aji Saka. Namun, Sembada ingat pesan yang disampaikan Aji Saka bahwa tidak diperbolehkan menyerahkan keris itu selain kepada Aji Saka.

Akhirnya, Mereka saling bertengkar mempertahankan perintah rajanya. Mereka meninggal dan kabar ini sampai pada Aji Saka.

Akibat kecerobohan Aji Saka, dua abdinya yang taat harus mati. Karena menyesal Aji Saka menghormati kedua abdinya dengan Aji Saka membuat barisan huruf serta alphabet yang dikenal dengan aksara Jawa.

Ha Na Ca Ra Ka (yang artinya terdapat 2 orang utusan dengan kata lain carakan)

Da Ta Sa Wa La (maknanya saling berperang untuk dapat mempertahankan sebuah amanah)

Pa Dha Ja Ya Nya (maknanya lantaran keduanya mereka sama-sama dalam tingkat kesaktian setara)

Ma Dha Ba Tha Nga (artinya maka keduanya akan mati manjadi bangkai)

Aksara Jawa memang mempunyai cakupan yang sangat  luas dan cukup rumit untuk dapat dipelajari. Tetapi harus terus untuk dipelajari agar aksara Jawa ini tidak akan punah serta senantiasa hidup di tengah kekayaan budaya Nusantara ini.

Pengajaran atas aksara Jawa sendiri dilakukan secara intens supaya anak-anak usia sekolah mempunyai perhatian yang besar terhadap aksara.

Sekian pembahasan artikel mengenai tentang Aksara Jawa. Semoga pemahasan yang penulis berikan mudah untuk sobat pahami dan mudah untuk sobat mengerti.

Baca Juga :